Senin, 02 Juni 2014
Kamis, 13 Februari 2014
Peneliti Asal Inggris Berhasil Catatkan Rekor Kecepatan Internet 1.4 Terabit per Detik
Korea Selatan bakal mempunyai akses internet 5G. Dengan jaringan tersebut, mengunduh file 800MB hanya butuh waktu 1 detik. Namun kecepatan tersebut bukan apa-apa jika dibandingkan pencapaian yang baru saja dilakukan oleh peneliti asal Inggris.
internet super cepat
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara BT dengan Alcatel-Lucent. Dalam penelitian tersebut, para peneliti berhasil mengirimkan sinyal dari BT Tower di London ke fasilitas penelitian di Suffolk Adastral Park dengan kecepatan mencapai 1.4 Terabits per detik.
Para peneliti pun mencapai angka kecepatan fantastis itu dengan menggunakan infrastruktur kabel serat fiber yang biasa digunakan.
Kecepatan 1.4 Terabits per detik itu sendiri dicapai dengan memakai sistem bernama Flexigrid dan berhasil meningkatkan transmisi data hingga 42.5 persen.
Penggunaan teknologi ini untuk penggunaan sehari-hari pun masih butuh waktu lama. Namun dengan kecepatan tersebut, streaming film Full HD pun bakal bisa dilakukan dengan sangat lancar.
http://www.beritateknologi.com
Rabu, 12 Februari 2014
Wow, Pembuat "Flappy Bird" Raup Rp 600 Juta Sehari
Jika Anda adalah salah satu yang kecanduan dengan game
"Flappy Bird" dan memainkannya terus-menerus karena penasaran ingin
mencapai level lebih tinggi, mungkin Anda menjadi salah satu penyumbang
keuntungan game ini.
Dalam sebuah wawancara dengan The Verge, Rabu (5/2/2014), developer Don Nguyen mengatakan bahwa game
yang kini menjadi aplikasi terlaris di App Store dan Google Play Store
tersebut memiliki pendapatan 50.000 dollar AS (sekitar Rp 600 juta) per
hari.
Pendapatan tersebut berasal dari iklan yang ditampilkan di layar saat game Flappy Bird dimainkan.
Flappy Bird adalah game gratis yang hanya mengandalkan metode in-app ads, bukan in-app purchase yang mengharuskan pengguna membeli untuk mengakses fitur tertentu. Iklan yang ditampilkan pun tidak mengganggu atau mengurangi pengalaman bermain.
Flappy Bird adalah game gratis yang hanya mengandalkan metode in-app ads, bukan in-app purchase yang mengharuskan pengguna membeli untuk mengakses fitur tertentu. Iklan yang ditampilkan pun tidak mengganggu atau mengurangi pengalaman bermain.
Nguyen pun tidak berencana untuk mengubahnya. "Flappy Bird sudah
sampai pada tahap di mana jika sesuatu ditambahkan ke dalamnya, maka
segalanya akan berbeda," terang Nguyen.
"Jadi, saya akan tetap membiarkannya seperti apa adanya saat ini,"
imbuh pria yang mengerjakan pemrograman Flappy Bird sepulang kantor ini.
Walau belum bisa bersanding dengan Candy Crush Saga yang mengumpulkan 850.000 dollar AS per harinya, sebagai game nonfreemium yang baru diunggah pada Mei 2013 dan update terakhir pada September, prestasi Flappy Bird tetap mengesankan karena bisa bertahan di jajaran atas game selama berbulan-bulan.
Dengan siklus game yang cepat, yakni pengguna harus sering mengulanginya lagi dari awal, pundi-pundi pendapatan Flappy Bird pun kian bertambah.
Aplikasi Flappy Bird hingga kini telah diunduh sebanyak lebih dari 50 juta kali dan mendapat ulasan (review) dari 47.000 pengguna lebih, menandingi aplikasi Gmail.
"Flappy Bird menjadi populer karena berbeda dari game mobile lain yang ada saat ini, dan game ini juga menjadi ajang kompetisi dengan pengguna lain," terang Nguyen. Nguyen pun kini mengaku sedang mengerjakan sekuel dari game Flappy Bird. Namun, kapan akan dirilisnya masih belum pasti.
(Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2014/02/06/1133198/Wow.Pembuat.Flappy.Bird.Raup.Rp.600.Juta.Sehari )
Apa benar Android lebih aman dibandingkan dengan Apple
Dalam
diskusi di Gartner Symposium di Amerika Serikat , Chairman Google, Eric
Schimdt mendapat sebuah pertanyaan dari seorang analis bernama David
Wills. Wilss menanyakan seputar maraknya isu yang menyebut Android
memiliki tingkat keamanan sangat lemah. Chairman Google, Eric Schmidt
menyatakan Android memiliki sistem keamanan yang lebih terjamin
ketimbang Iphone. Dalam diskusi tersebut Schmidt menjawab, “Android tidak aman? Itu salah, Android jauh lebih aman dibanding Iphone”.
Selain
itu Schmidt juga menegaskan, apabila Android tak aman maka tak akan
mungkin penggunanya bisa mencapai angka hingga satu miliar. Dia
menambahkan bahwa platform Android dikembangkan melalui proses pengujian
keamanan yang amat ketat. Sebagai informasi, Kementerian Pertahanan
Dalam Negeri Amerika Serikat dan Biro Investigasi Federal (FBI) beberapa
waktu lalu telah membuktikan bahwa dari seluruh sistem operasi mobile
yang beredar di 2012 kemarin, potensi ancaman malware bagi platform
Android mencapai 79 persen. Sebagai perbandingan, sebanyak 19 persen
potensi serangan malware mengincar sistem operasi Symbian milik Nokia.
Sedangkan 1 persen sisanya terbagi untuk iOS, Windows Phone, dan
BlackBerry OS.
Sumber: http://beritanet.com/Technology/Berita-IT/Apa-Benar-Android-Lebih-Aman-Dibanding-Apple.html
Sumber: http://beritanet.com/Technology/Berita-IT/Apa-Benar-Android-Lebih-Aman-Dibanding-Apple.html
Wow, CEO Facebook Sumbang Rp 11 Triliun
Mark Zuckerberg dinobatkan sebagai warga Amerika paling dermawan di
tahun 2013. Bersama istrinya, Priscilla Chen, CEO Facebook ini telah
mendonasikan 18 juta saham Facebook yang senilai 970 juta dollar AS
(sekitar Rp 11,7 triliun).
Donasi tersebut disumbangkan oleh keluarga Zuckerberg untuk Silicon
Valley Community Foundation, lembaga amal di Silicon Valley yang fokus
di bidang keamanan ekonomi, pendidikan, imigran, perencanaan daerah, dan
membuat jaring pengaman bagi masyarakat yang kesulitan secara
finansial.
Sepanjang tahun 2013 lalu, dilansir The Next Web, yayasan
tersebut berhasil mengumpulkan dana total sebesar 7,7 miliar dollar AS.
Jumlah tersebut meningkat 4 persen dibanding total dana yang dikumpulkan
pada tahun 2012 lalu.
Untuk kategori dermawan di bawah 30 tahun, Zuckerberg dan istri
menjadi sosok filantropi termuda yang berada di daftar 50 penyumbang
teratas. Daftar tersebut dibuat oleh The Chronicle of Philanthropy
setiap tahunnya.
Dalam kurun dua tahun, Zuckerberg dan Chen telah menyumbangkan total
36 juta saham Facebook ke masyarakat Silicon Valley. Saham tersebut jika
diuangkan kini senilai 1,5 miliar dollar AS.
Banyak yang bertanya-tanya dan menunggu, akan disalurkan ke mana dana sebesar itu oleh Zuckerberg dan istri.
"Ini seperti undian berhadiah," ujar Mari Ellen Reynolds Loijens, salah satu eksekutif yayasan, seperti dilansir philanthropy.com (9/1/2014).
"Orang-orang tahu kalau Zuckerberg menyumbangkan dana dan tiap kali
saya keluar ruangan, banyak yang menanyakan akan diapakan uang
tersebut," imbuhnya.
Kemungkinan terbesar, CEO Facebook itu akan menyalurkannya untuk keperluan pendidikan dan kesehatan.
(Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2014/02/12/1114169/Wow.CEO.Facebook.Sumbang.Rp.11.Triliun)
Begini Cara Google "Bubarkan Keramaian" di Android
Smartphone-smartphone Android terbaru yang beredar saat ini kebanyakan
mengusung OS versi 4.1 - 4.3. Dari keseluruhan perangkat Android yang
beredar, 60 persennya menggunakan sistem operasi berkode Jelly Bean ini.
Menurut situs resmi Developer Android, Android Gingerbread (versi 2.3.x) berada di urutan kedua dengan persentase 20 persen diikuti oleh Ice Cream Sandwich (versi 4.0.x) dengan angka 16,1 persen.
Dari data tersebut terlihat betapa "ramainya" varian Android yang beredar di seluruh dunia. Pasar smartphone Android pun terpecah-pecah dengan banyaknya vendor yang membuat smartphone dengan spesifikasi hardware dan versi OS yang berbeda-beda.
Google nampaknya sudah gerah dengan kondisi seperti itu. Google berencana "membubarkan keramaian" Android alias menertibkan sistem operasinya yang beredar saat ini di pasar.
Dikabarkan Android Authority, Senin (10/2/2014), Google telah mengeluarkan memo yang berisi himbauan untuk vendor Android agar menggunakan versi Android yang lebih baru dan modern, jika mereka ingin mendapatkan sertifikasi Google Mobile Service (GMS).
Google pun dikabarkan membuat kebijakan "tenggang waktu persetujuan GMS" untuk masih-masing platform Android. Waktu yang ditentukan oleh Google adalah sembilan bulan setelah platform Android terbaru dirilis.
Dengan demikian, begitu Android versi terbaru diluncurkan maka Android versi sebelumnya hanya tinggal berumur sembilan bulan. Perangkat baru yang diluncurkan setelah itu pun dipaksa meninggalkan versi lama dan mulai mengadopsi versi baru.
Jika melihat tren selama ini, dimana Google meluncurkan versi Android baru setiap enam bulan sekali, maka kelak tidak ada perangkat mobile yang menggunakan platform Android dua versi ke belakang.
Namun, seringkali sebuah perangkat mendapat sertifikasi jauh sebelum produknya beredar di pasar. Dengan demikian, bisa saja perangkat Android murah masih menggunakan OS Android tiga versi ke belakang.
Selain itu, Google juga dikatakan tidak akan membatalkan sertifikasinya hanya karena "waktu persetujuan" telah ditutup. Dengan demikian, OEM tidak harus meng-update perangkatnya dalam waktu yang cepat.
(sumber: http://tekno.kompas.com/read/2014/02/12/1356523/Begini.Cara.Google.Bubarkan.Keramaian.di.Android)
Menurut situs resmi Developer Android, Android Gingerbread (versi 2.3.x) berada di urutan kedua dengan persentase 20 persen diikuti oleh Ice Cream Sandwich (versi 4.0.x) dengan angka 16,1 persen.
Dari data tersebut terlihat betapa "ramainya" varian Android yang beredar di seluruh dunia. Pasar smartphone Android pun terpecah-pecah dengan banyaknya vendor yang membuat smartphone dengan spesifikasi hardware dan versi OS yang berbeda-beda.
Google nampaknya sudah gerah dengan kondisi seperti itu. Google berencana "membubarkan keramaian" Android alias menertibkan sistem operasinya yang beredar saat ini di pasar.
Dikabarkan Android Authority, Senin (10/2/2014), Google telah mengeluarkan memo yang berisi himbauan untuk vendor Android agar menggunakan versi Android yang lebih baru dan modern, jika mereka ingin mendapatkan sertifikasi Google Mobile Service (GMS).
Google pun dikabarkan membuat kebijakan "tenggang waktu persetujuan GMS" untuk masih-masing platform Android. Waktu yang ditentukan oleh Google adalah sembilan bulan setelah platform Android terbaru dirilis.
Dengan demikian, begitu Android versi terbaru diluncurkan maka Android versi sebelumnya hanya tinggal berumur sembilan bulan. Perangkat baru yang diluncurkan setelah itu pun dipaksa meninggalkan versi lama dan mulai mengadopsi versi baru.
Jika melihat tren selama ini, dimana Google meluncurkan versi Android baru setiap enam bulan sekali, maka kelak tidak ada perangkat mobile yang menggunakan platform Android dua versi ke belakang.
Namun, seringkali sebuah perangkat mendapat sertifikasi jauh sebelum produknya beredar di pasar. Dengan demikian, bisa saja perangkat Android murah masih menggunakan OS Android tiga versi ke belakang.
Selain itu, Google juga dikatakan tidak akan membatalkan sertifikasinya hanya karena "waktu persetujuan" telah ditutup. Dengan demikian, OEM tidak harus meng-update perangkatnya dalam waktu yang cepat.
(sumber: http://tekno.kompas.com/read/2014/02/12/1356523/Begini.Cara.Google.Bubarkan.Keramaian.di.Android)
Langganan:
Postingan (Atom)